Aitthipat lahir di sebuah keluarga yang cukup kaya di Thailand dan dia memiliki hobi bermain game online, ketika dia berumur 16 tahun dia berhasil mendapatkan uang dari game online sebesar empat ratus ribu baht, karena kecanduannya terhadap game online membuat dia menjadi malas belajar dan nilainya menjadi hancur berantakan sampai akhirnya dia dikeluarkan dari sekolah.
Pada usia 17 tahun, dia menginvestasikan semua uang yang didapatkannya dari game online untuk membuka usaha kastanye, usaha yang baru dirintisnya ini cukup menjanjikan sehingga dia membuka beberapa cabang dan mendapatkan banyak uang dari usaha tersebut, namun keberhasilannya tidak berlangsung lama, usaha yang dirintisnya ternyata menghasilkan asap pembuangan yang mengakibatkan pihak pengelola gedung melarang dia untuk membuka usaha disana.
Setelah mendapatkan ide untuk menyalurkan produknya, dia langsung membuat dan mengirimkan surat proposal kepada 7-Eleven untuk mereview produk yang sudah diciptakannya supaya produk tersebut bisa masuk ke dalam jaringan retail 7-Eleven dan ternyata keberuntungan pun menghampirinya, surat yang dikirimkan langsung dibalas beberapa hari kemudian, Aitthipat diminta untuk memberikan presentasi mengenai produk yang sudah dia produksi didepan manager pemasaran 7-Eleven, namun saat itu produknya ditolak karena tidak memenuhi standarisasi perusahaan. Ukuran kemasan yang terlalu besar dan harga yang dinilai masih terlalu tinggi menjadi penyebab produknya ditolak oleh pihak 7-Eleven, namun setelah ditolak dia tidak putus asa dan langsung mengambil inisiatif untuk mendatangi perusahaan desain dan meminta mereka untuk mendesain ulang kemasan yang saat ini digunakan dan menyesuaikannya dengan standarisasi yang sudah ditetapkan oleh 7-Eleven.
Setelah produknya sudah diredesign, dia kembali datang ke kantor 7-Eleven dengan membawa produknya untuk direview kembali, namun setelah menunggu lama dan tak ada satu orang pun yang menemuinya akhirnya Aitthipat pulang dengan perasaan kecewa dan meninggalkan produknya disana. Beberapa hari kemudian dia mendapatkan telepon dari manager pemasaran 7-Eleven dan dia diminta untuk datang kembali untuk mempresentasikan produknya yang baru didepan para eksekutif 7-Eleven dan ternyata dia berhasil meyakinkan pihak eksekutif 7-Eleven bahwa produknya memang layak untuk masuk ke jaringan retail 7-Eleven, namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh Aitthipat, salah satunya adalah bahwa Aitthipat harus memiliki tempat produksi yang layak dan bersih dan dia harus mampu menyediakan produknya dalam jumlah yang besar.
Bagaimana cara memenuhi persyaratan tersebut itulah yang selalu dipikirkannya, sebab saat itu dia sudah tidak memiliki uang untuk menyewa tempat apalagi memproduksi snack tersebut dalam skala besar, karena selama ini dia hanya melakukannya berdua saja dengan ajudan yang dulu bekerja untuk ayahnya. Saat itu ajudannya mengatakan bahwa ayahnya masih memiliki sebuah rukan kecil di thailand, tanpa pikir panjang dia pun langsung mengajak ajudannya kesana dan merenovasi tempat tersebut untuk dijadikan sebuah pabrik kecil, kemudian dia merekrut beberapa orang untuk bekerja membantu dia memproduksi snack tersebut dan bahkan dalam waktu yang cukup singkat dia berhasil menyalurkan snacknya hingga mencapai Korea Selatan dan Jepang.
dan ada Juga cerita pebisnis rental mobil yang lumayan sukses karena keuletannya dan anak muda ini baru saja mengembangkan biro pariwisata dan paket wisata di indonesia.
Akhirnya setelah melalui berbagai rintangan dan cobaan yang begitu berat, pada usianya yang ke 26 tahun, dia sudah menjadi seorang pengusaha sukses sekaligus seorang miliarder muda yang sangat dihormati bukan hanya di Thailand tetapi di dunia. Bahkan kisah suksesnya ini pun dijadikan film layar lebar pada tahun 2011 dengan judul Top Secret : Wai Roon Pun Lan (The Billionaire).
Cukup sekian semoga artikelnya bermanfaat bagi kita semua.
Amiin . . .